Friday, June 5, 2015

Hiragana

Pengertian/Pengenalan Huruf Hiragana

   Hiragana adalah langkah awal untuk mempelajari kosakata jepang, sebenarnya ada 4 huruf untuk menulis penulisan jepang yaitu Hiragana, Katakana, Kanji & Romanji
Dahulu kala huruf Hiragana di kenal dengan "Onna De" (女手) atau Tulisan Wanita karena lebih sering di gunakan oleh wanita , huruf hiragana mulai di buka untuk umum (atau di kenalkan kepada umum) semenjak abad ke 10 Masehi
   
    Huruf Hiragana sendiri hanya memiliki 46 Huruf Dan di bedakan dengan bunyinya,  hiragana di gunakan untuk menyatakan elemen susunan kata seperti kata kerja yang menunjukan susunan kata dan akhiran kata sifat.
Sedangkan Kanji lebih mengarah kepada kata benda, kata sifat, dan kata kerja

Ini lah 46 Huruf Hiragana:

Di sini saya akan sedikit memperkenalkan kepada sobat sedikit dari jikoshoukai ( Memperkenalkan diri

Hajimimashite : Perkenalkan/Senang bertemu dengan anda (Di baca pada saat awal perkenalan).
 Watashi wa Dwiky desu : Nama saya Dwiky.
Dwiky to iimasu             : Saya Dwiky.
Indoneshia Jin desu       : Saya berasal dari                                                      Indonesia.
Nihon no anime ga suki : Saya suka Anime Jepang.
Toku ni One Piece ga daisuki desu : Saya sangat suka dengan anime One Piece.
Watashi wa juhachi sai desu : Umur saya 18 tahun
(sedangkan angka menurut jepang itu cukup mudah, sobat tinggal menyatukan angka awal dengan angka akhir misalkan 25, angka awal 20 (ni juu) dan akhirannya angka 5 (go) lalu di gabung menjadi 25 (Ni Juu Go)).
Yoroshiku Onegai Shimasu :Mohon kerjasamanya 

Interaksi Sosial Dan Sosialisasi

1.      Interaksi Sosial
kata interaksi berasal dari kata "inter dan action". Interaksi social adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok social, dan masyarakat.
Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungannsatu dengan yang lain.
Interaksi sosial antara individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivtas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi social.
Interaksi antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut  sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok terjadi antara kelompok lazim juga terjadi di dalam masyarakat. Interaksi tersebut terjadi lebih menyolok, apabila terjadi pertentangan antara kepentingan-kepentingan kelompok. Interaksi social terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor : imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru. Banyak prilaku kita sebenarnya diawali dengan meniru. Pada usia kanak-kanak dan dewasa kita melakukan peniruan. Seperti meniru potongan model baju, celana, model rambut, dan hal lain-lain. Dalam proses peniruan biasanya lebih terjadi dan mudah berubah, artinya proses peniruan serimgkali tidqak bertahan lama, karena ada model baru, maka berubah lagi pada model tersebut.
Sugesti adalah satu proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang dimaksud dengan sugesti disini adalah penagruh psychis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik.
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahirah maupun batiniah. Di sini dapat diketahui, bahwa hubungan social yang berlangsung pada identifikasi adalah lebih mendalam daripada hubungan yang berlangsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi.
Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah laku menarik baginya. (Ridwan Effendi, 2006).



2.      Sosialisasi
Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learms to be a participant member of societyyaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang amggota yang berpatisipasi dalam masyarakat.
Menurut mead setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat yaitu proses yang dinamakannya pengambilan peranan (role taking). Dalam proses ini seseorang belajar  untuk mengetahui peranan yang harus dijalankannya serta peranan yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat bertinteraksi dengan orang lain.
Siapa yang menjalankan proses sosialisasi? Dalam sosiologi kit berbicara mengenai agen-agen sosialisasi (agen socialization) atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi.

Pada awal kehidupan manusia biasanya agen sosialisasi atas orangtua dan saudara kandung. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family) agen sosialisasi bisa berjumlah lebih banyak dan dapat mencakup pula nenek, paman, bibi dan sebagainya. Apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi dalam masyarakat sepadan dan tidak salin bertentangan melainkan saling mendukung maka proses sosialisasi diharapkan dapat berjalan dengan baik. Namun dalam masyarakat yang didalamnya terdapat agen sosialisasi dengan pesan yang bertentangan dijumpai kecenderungan bahwa warga masyarakat yang menjalani proses sosialisasi sering mengalami konflik pribadi karena diombang-ambingkan oleh agen sosialisasi yang berlebihan. Seorang anak sering harus memilih antara mentaati orang tua atau mengikuti teman (misalnya dalam hal merorok, keluar malam, pergaulan liar atau penyalah gunaan narkotika), dan pilihan apapun yang diambilnya akan mempertentangkannya dengan salah satu agen sosialisasi. Konflik pribadi pun akan terjadi manakala seseorang disosialisasi karena mempelajari peranan baru, dan aturan dalam proses sosialisasi ini bertentangan dengan sosialisasi yang pernah dialaminya. (Ridwan Effendi, 2006).

Thursday, June 4, 2015

Interaksi Individu dan Masyarakat

Dalam melangsungkan kehidupannya dan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat kompleks, manusia harus melakukan interaksi atau saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Berbicara tentang interksi, maka perlu ditelaah dulu apa sebenarnya arti interaksi itu. Menurut ahli ilmu psikologi sosial bahwa interaksi sosial adalah saling berhubungan antar dua manusia atau lebih, dimana manusia yang satu terhadap yang lain saling mempengaruhi.

Masyarakat dalam aspeknya yang dinamis, terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok yang berada dalam interaksi.

      Jenis yang paling umum dari proses sosial adalah interaksi sosial. Dengan interaksi sosial dimaksudkn bahwa adanya pengaruh timbal balik antra individu  dengan kelompok dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hidup sehari-hari secara bersama-sama. 


Pengertian individu sebagai makhluk sosial

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan sesama manusia lain didalam menjalani kehidupannya. Berbeda dengan makhluk lainnya, seperti hewan misalnya, tanpa manusia lainnya, maunsia akan mati. Sejak dilahirkan, manusia merupakan individu yang membutuhkan individu lainnya untuk dapat bertahan dan melangsungkan kehidupannya. Seorang bayi yang baru dilahirkan, membutuhkan seorang ibu yang dapat memberinya, melatih belajar, bermain dan sebagainya. Selain itu, berbeda dengan hewan yang mempunyai kelengkapan fisik untuk dapat bertahan sendiri, sedangkan manusia tidak. Seperti yang dijelaskan diatas manusia sejak dilahirkan telah membutuhkan manusia lainnya untuk dapat bertahan sehingga jika ia hidup sendiri akan mengalami gangguan kejiwaan. (Udin S. Winataputra, MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD, 2008).

Pengertian Masyarakat

Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau komunitas). Secara definitif dapat di definisikan sebagai kelompok manusia (individu) yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu tempat (wilayah) tertentu baik di desa maupun di perkotaan yang telah terjadi interaksi sosial agar anggotanya atau adanya hubungan sosial (social relationship) yang memiliki norma dan nilai tertentu yan harus dipatuhi oleh semua anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Sedangkan Selo Soemardjan (1962) mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan tertentu. (Sapriya, 2006).
Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama dan secara teoritis adalah dua orang yang hidup bersama. (Soekamto, 2007).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bertinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang dapat memungkinkan para warganya beriteraksi. (Koentjaraningrat., 2005)
Masyarakat terdiri atas berbagai orang, dengan ragam Pandangan,sikap,nilai dan kepentinangan. Apabila masing-masing orang mementingkan urusannya sendiri, hidup bermasyarakat akan kacau. Hidup bermasyarakat akan lancar apabila terbina kerukunan di antara sesama warganya. Demi terciptanya kerukunan itu, harus ada sikap saling menghargai di antara sesama warga.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai saling gotong-royong da tolong-menolong di antara sesama warganya.kedua tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan bersama, yakni keamanan, kenyamanan, dan kesahteraan. Gotong-royong dan tolong-menolong hanya mungkin tercapai kalau terjalin tenggang rasa di antara sesama warga. (Guru, 2003).
Dalam dunia masyarakat, manusia diupayakan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan bermasyarakat untuk dapat mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin. Agar mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, hak untuk diterima sebagai warga masyarakat, serta hak untuk mewujudkan kemampuannya. Disamping mempunyai hak, manusia juga mempunyai kewajiban untuk memberikan konstribusi nyata bagi kemajuan masyarakat. (Ihat Hatimah, 2008)

Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan sebagai berikut: “(1) seperasaan, (2) sepenanggungan, dan (3) saling memerlukan”. Di samping ada beberapa tipe masyarakat setempat menurut davis (1960:313) sebagai berikut: (1) jumlah penduduk, (2) luas, kekayaan dan kepadatan penduduk, (3) memiliki fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi masyarakat yang bersangkutan. Tipe tersebut digunakan untuk membedakan jenis-jenis masyarakat yang sederhana dan modern, masyarakat pedesaan dan perkotaan. Pada masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan dalam bentuk “rural community” dan “urban community”.

Dalam kehidupan masyarakat pedesaan, hubungan yang terjalin antara anggota masyarakat lebih harmonis, mendalam dengan sistem berkehidupan berkelompok. Pekerjaan utama masyarakat biasanya terkonsentrasi pada sector pertanian. Dalam mengolah pertanian cara-cara yang digunakan masih (sangat) tradisional dan tidak efesien yang lazim disebut sebagai “subsistence farming”. Pada umumnya golongan-golongan orang-orang tua dijadikan sebagai penasehat dalam kehidupan, sehingga peranan mereka begitu penting. Masalah yang timbul kemudian adalah sulitnya mereka mengadakan perubahan-perubahan. Hal ini disebabkan Pandangan-pandangan mereka yang didasarkan pada tradisi yang kuat. Karena itu, sulit sekali untuk merubah pola pikir, sikap maupun tingkah laku penduduknya. Kelangkaan alat komunikasi turut mempengaruhi terhadap proses perubahan-perubahan yang diharapkan. Salah satu arus komunikasi yang berkembang adalah desas-desus yang bersifat negatif. Pada masyarakat perkotaan (urban community) tekanan pengertian terletak pada sifat-sifat serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan antara lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. (Sapriya, 2006).

Selanjutnya Koentjoraningrat (1999:32-33) menyebutkan ada 6 tipe masyarakat indonesia, yaitu sebagai berikut :Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau komunitas). Secara definitif dapat di definisikan sebagai kelompok manusia (individu) yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu tempat (wilayah) tertentu baik di desa maupun di perkotaan yang telah terjadi interaksi sosial agar anggotanya atau adanya hubungan sosial (social relationship) yang memiliki norma dan nilai tertentu yan harus dipatuhi oleh semua anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Sedangkan Selo Soemardjan (1962) mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan tertentu. (Sapriya, 2006).

Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama dan secara teoritis adalah dua orang yang hidup bersama. (Soekamto, 2007).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bertinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang dapat memungkinkan para warganya beriteraksi. (Koentjaraningrat., 2005)
Masyarakat terdiri atas berbagai orang, dengan ragam Pandangan,sikap,nilai dan kepentinangan. Apabila masing-masing orang mementingkan urusannya sendiri, hidup bermasyarakat akan kacau. Hidup bermasyarakat akan lancar apabila terbina kerukunan di antara sesama warganya. Demi terciptanya kerukunan itu, harus ada sikap saling menghargai di antara sesama warga.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai saling gotong-royong da tolong-menolong di antara sesama warganya.kedua tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan bersama, yakni keamanan, kenyamanan, dan kesahteraan. Gotong-royong dan tolong-menolong hanya mungkin tercapai kalau terjalin tenggang rasa di antara sesama warga. (Guru, 2003).
Dalam dunia masyarakat, manusia diupayakan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan bermasyarakat untuk dapat mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin. Agar mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, hak untuk diterima sebagai warga masyarakat, serta hak untuk mewujudkan kemampuannya. Disamping mempunyai hak, manusia juga mempunyai kewajiban untuk memberikan konstribusi nyata bagi kemajuan masyarakat. (Ihat Hatimah, 2008)
Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan sebagai berikut: “(1) seperasaan, (2) sepenanggungan, dan (3) saling memerlukan”. Di samping ada beberapa tipe masyarakat setempat menurut davis (1960:313) sebagai berikut: (1) jumlah penduduk, (2) luas, kekayaan dan kepadatan penduduk, (3) memiliki fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi masyarakat yang bersangkutan. Tipe tersebut digunakan untuk membedakan jenis-jenis masyarakat yang sederhana dan modern, masyarakat pedesaan dan perkotaan. Pada masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan dalam bentuk “rural community” dan “urban community”.

Dalam kehidupan masyarakat pedesaan, hubungan yang terjalin antara anggota masyarakat lebih harmonis, mendalam dengan sistem berkehidupan berkelompok. Pekerjaan utama masyarakat biasanya terkonsentrasi pada sector pertanian. Dalam mengolah pertanian cara-cara yang digunakan masih (sangat) tradisional dan tidak efesien yang lazim disebut sebagai “subsistence farming”. Pada umumnya golongan-golongan orang-orang tua dijadikan sebagai penasehat dalam kehidupan, sehingga peranan mereka begitu penting. Masalah yang timbul kemudian adalah sulitnya mereka mengadakan perubahan-perubahan. Hal ini disebabkan Pandangan-pandangan mereka yang didasarkan pada tradisi yang kuat. Karena itu, sulit sekali untuk merubah pola pikir, sikap maupun tingkah laku penduduknya. Kelangkaan alat komunikasi turut mempengaruhi terhadap proses perubahan-perubahan yang diharapkan. Salah satu arus komunikasi yang berkembang adalah desas-desus yang bersifat negatif. Pada masyarakat perkotaan (urban community) tekanan pengertian terletak pada sifat-sifat serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan antara lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. (Sapriya, 2006).

Selanjutnya Koentjoraningrat (1999:32-33) menyebutkan ada 6 tipe masyarakat indonesia, yaitu sebagai berikut :
   -  Tipe masyarakat yang berkebunyang amat sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
   -  Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di lading atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. System dasar kemasyarakatannya berupa “Komunitas petani” dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab didalam masyarakat kota.
   -  Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang.
   -   Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
   -   Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sector perdangan dan industri yang lemah.
   -  Tipe masyarakat metropolitanyang mulai mengembangkan suatu sektor perdangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintah. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2007). 
   -  Tipe masyarakat yang berkebunyang amat sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
   -  Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di lading atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. System dasar kemasyarakatannya berupa “Komunitas petani” dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab didalam masyarakat kota.
   -  Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang.
   -  Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
   -  Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sector perdangan dan industri yang lemah.
   -   Tipe masyarakat metropolitanyang mulai mengembangkan suatu sektor perdangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh aktivitas kehidupan pemerintah. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2007).

Aspek-aspek Perubahan Sosial

Dalam Pandangan orang awam, sering terjadi kerancuan antara istilah perubahan social dengan perubahan budaya. Hal ini disebabkan adanya kenayataan bahwa setiap terjadi proses perubahan budaya mengakibatkan struktur dan fungsi masyarakatnya akan berubah juga sehingga kita sering mengatakan dengan istilah perubahan social budaya. Namun demikian, para ahli ilmu social termasuk antropologi secara tegas membedakan pengertian perubahan budaya dengan perubahan social. Pada perubahan budaya, hal yang berubah itu adalah unsur-unsur budayanya, seperti pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai masyarakat. Sedangkan pada perubahan social hal yang berubah adalah struktur dan system social yang mengatur pola kehidupan masyarakat.
Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan terjadinya perubahan social di Indonesia, diantaranya adalah demokratisasi, globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Secara rinci, uraian tentang hal tersebut akan dipaparkan di bawah ini.

A.        1.  Demokratisasi
Gelombang reformasi total yang melanda kehidupan bermasyarakat dan berbangsa indonesia dewasa ini telah menimbulkan berbagai perubahan yang mendasar segala aspek kehidupan manusia yang meliputi bidang politik, ekonomi, hukum, kebudayaan dan pendidikan. Dalam system pemerintahan telah terjadi perubahan penyelenggaraan yang bersfat sentralistik yag menghilangkan inisiatif atau prakarsa, kreativitas, keseragaman baik pribadi maupun masyarakat, kini kita memerlukan pradigma baru yang mampu menghidupkan dan medorong serta mengaktualisasikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat. 
Kehidupan baru tersebut adalah kehidupan yang memberikan peluang kepada setiap orang, kelompok, organisasi, masyarakat untuk berpendapat, mengambil bagian secara aktif sesuasi dengan kapasitasnya masing-masing namun tidak menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Proses perubahan seperti itu adalah “ Demokratisasi”.


B.         2.   Globalisasi
Memasuki abad XXI manusia di hadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kompleksitas dan masalah kesejahteraan material dan spiritual, serta perubahan social yang semakin cepat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah mengantarkan manusia memasuki gerbang kehidupan masyarakat global. Globalisasi terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, sperti politik, ekonomi, budaya, dan tekhnologi.

 \
C.        3.    Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Hidup manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Temuan-temuan baru hasil riset secara langsung atau tidak merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa peradaban manusia salah satunya sangat bergantung pada ilmu dan teknologi. Teknologi banyak menghasilkan perangkat, seperti alat transportasi, telekomunikasi, computer, dan peralatan perang. Berkat kemajuan yang sangat cepat dan lebih mudah dalam kedua bidang ini pemenuhan kebutuhan manusia dapat dilakukan secara lebih cepat dan lebih mudah disamping penciptaan di berbagai bidang kehidupan, seperti kesehatan, pemukiman, pendidikan dan sebagainya. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat mengubah cara berpikir, cara bekerja dan cara hidup manusia. (Dinn Wayudin, 2008)